Jumat, 27 Januari 2012

::Tragedy Sarah dari Lubang Buaya::

Sarah, kembang desa yang elok rupawan
Wajahnya penuh senyum menawan

Putri malu yang selalu bersembunyi di balik jilbab biru beludru…………..
Kecantikannya mengundang rasa dan asa

Manis senyumannya menggoda hati tuk memilikinya
Kepolosannya menggoda penasaran para pemburu pemburu rasa yang ingin mengusai hatinya.

Keharumanya semerbak bagai mawar berduri yang tak pernah di jamah
oleh tangan tangan jahil yang ingin mengisap sari madunya.

Tiba pada suatu masa yang telah ditentukan
Pangeran penguasa negri Lubang Buaya meminang tuk di persunting menjadi istrinya

Hati perawan gegap gempita penuh kebimbangan
Antara percaya dan tidak percaya

Menerima atau menolaknya
Menerima takut
Menolak pun takut

Penawaran hati yang tak pernah bertepi
Permintaan orang orang sekitar yang terus memburu buru sebuah keputusan final yang tanpa ada keleluasaan hati tuk bercermin ataupun merenung.

Oh…..hatiku yang penuh jiwa
Aku hanya mengangguk ia
Tak dapat berkata kata

Hanya satu inginku adalah kalimat bahagia tuk diri dan sederetan sanak keluarga.
Hingga tiba pada sebuah pernikahan yang tak pernah diduga duga dan di nyana nyana.

Sekelumit rasa dalam isak hati yang penuh tanya
Sederetan kata berkecamuk dalam dada yang hampa

Benarkah semua ini tlah terjadi
Pangeran Lubang Buaya tlah menyuntingku

Kini Sarah menjadi seorang Ratu dari negri Lubang Buaya
Perkawinan ini menyisakan sebuah tanya yang terus bertanya………….

Menyisakan sebuah kecemburuan yang cemburu dan tiada berkesudahan……..
Menyisakan ejekan terselubung dalam selimut selimut perkawanan

Menyisakan cemoohan hingga terdengar keseluruh negeri Antahberantah…….
Menyissakan hinaan yang terus menggerogoti hati yang penuh rasa dalam jiwa…….

Hingga akhirnya menyisakan derita di atas derita yang tak pernah terucap, tetapi berkelap kelip diantara relung relung hati dan relung relung jiwa.

Malam pertamaku selalu jadi sengketa
Malam pertemuanku dengan sang pangeran selalu menjadi bahan perbincangan.

Hingga kabar kehamilanku menggemparkan bumi Lubang Buaya….
Ada hati yang tak dapat menerima

Ada jiwa yang meronta
Ada tanya disetiap selubung jiwa

Ada rona yang membara dalam keangkuhan …
Ada yang tak dapat menerimanya……

Ini mengundang tanya
Mengapa……..
Mengapa…..
Mengapa...

Kini, aku Sarah permaisuri sang pangeran
Yang tak pernah berkata kata

Tak pernah bercengkrama
Tak pernah dilihat walau hanya sebelah mata

Tak pernah ada kasih sayang walau seteguk
Walau aku telah berbadan dua

Mengapa tubuhku hanya dipenuhi oleh kesalahan dan kesalahan …..
Kesalahan kesalahan yang terus menyelimuti seluruh tubuhku hingga tubuh ini divonis sebagai pendosa

Aku tak mengerti……
Aku tak tahu apa apa……

Mengapa aku yang dizolimi,
Aku yang dihianati
Aku yang disakiti
Aku yang didustai
Aku yang teraniaya

Aku yang hancur seluruh hati dan perasaanku ,
Aku jua yang menanggung segala culas dan tudingan tudingan………….

Enam bulan usia kandunganku,
Badai belum jua berlalu dari pandanganku

Jiwa ini tertekan…..
Hati ini miris memohon belas kasihan

Janin ini butuh perhatian dan kasih sayang
Tapi apa yang ku dapat???

Hati yang penuh tekanan
Jiwa yang penuh derita dan kesakitan

Hingga kekuatanku tak mampu lagi bertahta
Kesabaranku tak mampu lagi berdiri

Ku terkulai tak berdaya…
Bersimbah darah …..
Aku ingin marah……
Aku ingin mengadu….
Aku ingin menjerit….

Dan ku ingin berlalu dari segala derita yang menggelayut dalam dada
Ku ingin membuang segala amarah yang bercokol dalam jiwa

Ku ingin damai dalam keikhlasan dan doa doa.

Tuhan…………….

Hadiah apakah yang hendak Kau limpahkan kepadaku dengan cobaan yang hampir menyeretku ke jurang ketidak sabaran ??

Beri aku setetes kekuatan dan kebahagian tuk hari hariku yang terus bergulir hingga akhir waktuku.

Jika ku boleh berpesan kepada sang Raja

“Aku hanya rakyat biasa, tapi perbuatan paduka bagai bisa yang telah meracuni
seluruh jiwa dan hatiku, berhati hatilah paduka bisa itu dapat berbalik kepada paduka,

Bisa itu dapat mengalir ke seluruh aliran darah dan nadi paduka, dan bisa itu dapat menghancurkan hati, jiwa, raga, perasaan, dan nurani paduka

Karena bisa dapat membinasakan semuanya”.

~~ummi~~

0 komentar:

Posting Komentar