pagi menyapa dengan hamparan rindu
menebas segala titah pagi dengan pahatan senyum
tak perduli langit penuh jelaga
tak perduli jemari mendingin kaku
tak perduli bernafas tanpa ozon atmosfirmu
sesak ini begitu menghunus kalbu
membuncah hingga mencabik dinding sukmaku
ku tulis kalimat rindu pada aliran darah
ku rasakan rindu itu juga mengekang jiwamu
pada dinding gemeretak rasa itu terlukis jelas
biarlah kerinduan menjadi indah
pada jiwa yang terdalam penuh sesak
biarlah rasa yang mendingin membantu menjadi indah
dalam pahatan cinta yang tak lekang waktu
dengarlah bisikan rindu pada dedaunan
yang terkirim lewat tetes tetes embun pagi
jangan pernah katakan kau menjauhiku
ku genggam jemarimu dalam mayaku
agar kau tak lagi terlunta dalam titah aksaramu
menarilah bersamaku dalam kanfas kaca yang membiru
air mata aksaramu penuh rindu, dalam terjal yang terpahat
ku mengerti dirimu, karena aku ada dalam kata rindumu
~~ummi~~
0 komentar:
Posting Komentar