di tapal batas
menulis bait bait rindu
bertinta air mata syahdu
buncahan cinta
beri setitik cahaya
dalam gulita tak berkesudahan
walau lidah kelu
tangan menjadi kaku
izinkan ku melukis wajahMu
dalam bening hening sajakku
izinkan ku melepas rindu
di altarMu dalam tangis tergugu
dalam bilangan cintaMu, aku bisu
Wujud..
Qidam
Baqo
Muhallafatu lilhawaditsi
Qiyamuhu
Binafsihi
Wahdaniyah
Qudrat
Iradat
Ilmu
Hayat
Sama
Basyar
Qalam
Qodiran
Muridan
Aliman
Hayyan
Sami'an
Basyiiran
Mutakkaliman
Senin, 21 Oktober 2013
:: Hijau Senja ::
mengenang hijau senja
mereguk kerinduan
melipat memori pada rona saga
di balik mekar bunga bunga euporbia
meletakkan segala rasa di bebatuan tanpa rupa
berteriak pada langit terselip diantara mega mega
akankah cerita ini menjadi buku
atau hanya kepul asap yang hilang diterpa angin
jerit itu semakin lengking terbawa elang
membawa binar mata yang tak lagi teduh
mungkin ku tak mampu
memberi renjis tulus padamu
karena aku
bukanlah samudra kesabaran
~~
Lubuy. 20.10.13
mereguk kerinduan
melipat memori pada rona saga
di balik mekar bunga bunga euporbia
meletakkan segala rasa di bebatuan tanpa rupa
berteriak pada langit terselip diantara mega mega
akankah cerita ini menjadi buku
atau hanya kepul asap yang hilang diterpa angin
jerit itu semakin lengking terbawa elang
membawa binar mata yang tak lagi teduh
mungkin ku tak mampu
memberi renjis tulus padamu
karena aku
bukanlah samudra kesabaran
~~
Lubuy. 20.10.13
:: Melukis Wajahmu ::
begitu rindu bergumul dalam jantung
ingin menatap senyum indahmu
tik... tik... tik....
air mata jatuh satu satu
baru kemaren menimangmu
kini kau menjelma menjadi kupu kupu
tak pernah kau tahu
jauh di lubuk hatiku ku ingin selalu memelukmu
ku punguti tetes tetes embun
ku lukis wajahmu dalam balutan kerinduan
hilyaku
bidadariku
:: Mentari Pagi ::
masih dapat ku sapa mentari
penghias indah pagi ini
tergolek menatap tirai jendela
seberkas rona jingga telah menyapa
ada sepotong kenang yang tertelan
diantara serak kertas di peraduan
tersenyum pada embun yang bertandang di dedaunan
suara prenjak bertengger di dahan mangga
bercerita tentang menit menit pagi yang akan pergi
mengantar siang ke pelukan senja di balik perigi
dan aku
masih menunggu pelangi menghampiri
membawakan selendang bidadari
mengajak terbang dan menari
jika esok masih tersisa nafas
ku akan melukis wajahMu dengan putih puisiku...
penghias indah pagi ini
tergolek menatap tirai jendela
seberkas rona jingga telah menyapa
ada sepotong kenang yang tertelan
diantara serak kertas di peraduan
tersenyum pada embun yang bertandang di dedaunan
suara prenjak bertengger di dahan mangga
bercerita tentang menit menit pagi yang akan pergi
mengantar siang ke pelukan senja di balik perigi
dan aku
masih menunggu pelangi menghampiri
membawakan selendang bidadari
mengajak terbang dan menari
jika esok masih tersisa nafas
ku akan melukis wajahMu dengan putih puisiku...
Minggu, 13 Oktober 2013
:: Fuse in the Garden of Love Script ::
unreadable series of letters in the papers on the horizon
read the wording into a story
enthroned elegy and feel full of love
in the physical world is full of letters, etched in between the sheets of paper
the sun shines bright, warm veil of life in color
The cool breezy wind that scratched when every heart,
amazed at the white clouds that spell
a sentence of love, carved a name and a beautiful face
echoed throbs your heart shining in the corner angle cloudy
your line formations on top of the mountain
I read your story up to heaven
the endless beautiful, until I collapsed liver
lay flowers blooming in a million characters
scent on every word, fragrant to the heart
feelings welled up into seventh heaven
you got to fly up to my tuk could not say the word
looked at all the beauty in verbal implication
decomposes love to hear all the noise in the cool clear lake nirvana ............
talked, joked in a row of characters
smiling crying in the droplets of ink droplets
you take my fingers dance across the canvas of glass
persuade the day that the indeterminate
took in all the stories of life in a world of words
and you were always there in a row of characters
chatting with time in the park script
making love in love with words that are spelled
~~ummi~~
read the wording into a story
enthroned elegy and feel full of love
in the physical world is full of letters, etched in between the sheets of paper
the sun shines bright, warm veil of life in color
The cool breezy wind that scratched when every heart,
amazed at the white clouds that spell
a sentence of love, carved a name and a beautiful face
echoed throbs your heart shining in the corner angle cloudy
your line formations on top of the mountain
I read your story up to heaven
the endless beautiful, until I collapsed liver
lay flowers blooming in a million characters
scent on every word, fragrant to the heart
feelings welled up into seventh heaven
you got to fly up to my tuk could not say the word
looked at all the beauty in verbal implication
decomposes love to hear all the noise in the cool clear lake nirvana ............
talked, joked in a row of characters
smiling crying in the droplets of ink droplets
you take my fingers dance across the canvas of glass
persuade the day that the indeterminate
took in all the stories of life in a world of words
and you were always there in a row of characters
chatting with time in the park script
making love in love with words that are spelled
~~ummi~~
Langganan:
Postingan (Atom)